Selasa 07-03-2017,03:00 WIB
ASTANAJAPURA – Warga Desa Japura Kidul, Japura Lor dan Desa Japurabakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon kembali memprotes pihak Tol Kanci-Pejagan Semesta Marga Raya (SMR). Bahkan, warga menduduki kantor SMR dengan membangun tenda. Hal itu dilakukan sampai tuntutan warga direalisasikan oleh pihak tol.
|
Warga Astanajapura kembali demo SMR. Foto: Kim/Rakyat Cirebon |
Koordinator aksi Mae Azar, mengungkapkan, aksi tersebut, merupakan aksi lanjutan. Setelah sebelumnya melakukan aksi. Dan kali ini, pihaknya sengaja menduduki kantor tol sampai tuntutan warga direalisasikan.
\"Ini merupakan aksi lanjutan karena aksi kemarin-kemarin, tuntutan warga belum direalisasikan. Soal saluran irigasi yang cuma 100 meter. Intinya kita tidak puas dengan pihak tol yang merencanakan bangun saluran,\" kata dia.
Dikatakan, karena sampai sekarang tuntutan belum direalisasikan sepenuhnya, ratusan warga yang tergabung dari 3 desa, tetap bertahan dengan membangun tenda di halaman kantor tol SMR.
\"Kami akan terus bertahan di sini sampai tuntutan warga direalisasikan oleh pihak tol. Pihak tol tidak mau membangun saluran secara permanen, dan kita ingin permanen. Kalau pengerukan saja, maka percuma. Karena akan tertutup lagi. Apalagi tidak permanen,\" kata dia.
Dengan demikian, karena merasa tuntutannya tidak digubris dan tidak terlalu dianggap, pihaknya akan menggugat pihak tol ke Bareskrim.
\"Kami akan lakukan gugatan laporkan gugatan ke Bareskrim. Karena selama ini, pihak tol berbelit-belit. Soal pembangunan saja, itu belum. Ditambah lagi, hanya membangun 100 meter. Jelas tidak sesuai harapan. Karena seharusnya, pihak tol bertanggung jawab sepenuhnya,\" kata dia.
Ditambahkan, sampai sekarang banjir masih terjadi, apalagi genangan air di sepanjang terowongan di bawah tol saat hujan, ketinggian mencapai satu meter. \"Makanya warga geram dan mengakumulasikan kekesalannya melalui aksi ini.
Sementara itu, pihak Tol, mengaku sudah merealisasikan keinginan warga. \"Sebenarnya sebelum demo, kami sudah laksanakan normalisasi dengan manual. Kemudian pas demo pada hari Senin kemarin, kita gunakan eskavator, tapi mereka meminta yang besar, itu kan tidak mungkin, karena akses jalannya tidak ada,\" kata dia.
Soal pembuatan saluran dengan permanen, pihaknya mengaku akan lakukan di lokasi-lokasi yang memerlukannya, seperti yang ada di crosing-crosing yang menembus jalur Selatan ke Utara.
\"Sebenarnya kalau setiap tahun bertahap kita bisa lakukan, toh sambil berjalan kemudian ada laporan, kita bisa langsung tindak lanjuti. Crosing itu ada lima, dua di sawah dan dua lagi ada di pemukiman warga. Kalau semua permanen, kita tidak, tapi kita utamakan lima titik itu, sekitar 100 meter,\" kata dia. (kim)